Politik

Semakin Di Serang Gibran Semakin Populer

59
×

Semakin Di Serang Gibran Semakin Populer

Sebarkan artikel ini
Semakin Di Serang Gibran Semakin Populer
Semakin Di Serang Gibran Semakin Populer

Pantaunews.co.id – Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo, telah menjadi sorotan dalam dunia politik Indonesia. Meskipun menghadapi berbagai kritik dan serangan, popularitasnya justru meningkat.

Menurut Nurul Arifin, Komandan Komunikasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, serangan yang ditujukan kepada Gibran tidak mengurangi elektabilitasnya. Sebaliknya, serangan tersebut justru meningkatkan popularitasnya.

Hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan bahwa meskipun menjadi sasaran kritik dan fitnah, hal tersebut tidak mempengaruhi elektabilitasnya secara negatif. Bahkan, popularitasnya cenderung meningkat seiring dengan intensitas serangan yang diterimanya.

TKN juga menyatakan bahwa serangan dan fitnah yang ditujukan tidak mempan. Mereka menilai bahwa kritik tersebut justru menjadi semacam “marketing gratis” yang meningkatkan eksposur dan popularitas Gibran di mata publik.

Survei terbaru LSI Denny JA mengkonfirmasi bahwa tingkat keterkenalan yang semakin naik sebanyak 18 persen hanya dalam waktu sebulan.

Survey Menjadi Kepopuleran Cawapres Gibran Rakabuming Raka

“TKN justru bersyukur atas serangan-serangan yang membuat banyak dibicarakan. Bagi TKN ini menjadi semacam marketing gratis menuju Pilpres 2024,” ungkapnya.

Nurul menyebut, hasil Survei Denny JA juga mengkonfirmasi bahwa tingkat kesukaan terhadap Prabowo-Gibran meningkat di dua segmen pemilih, yaitu di kalangan anak muda dan pemilih yang puas atas kinerja presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Memang dua segmen inilah yang menjadi prioritas utama. Artinya kita sudah berada di jalur yang benar,” terang politisi partai Golkar ini.

Hasil survei itu pun memperlihatkan bahwa tidak hanya memberi efek di segmentasi pemilih, namun juga secara teritori. Elektabilitas Prabowo Gibran di Jawa Tengah tercatat meningkat sebanyak 13,9 persen, meski masih tertinggal dibanding pasangan Ganjar-Mahfud.

“Hal ini jadi bukti bahwa memberikan efek elektoral. Ini memancing optimisme kita, Jawa Tengah ternyata juga kandang dari Pak Jokowi dan Mas Gibran,” jelas Nurul.

Fenomena ini menunjukkan bahwa serangan politik tidak selalu berdampak negatif pada elektabilitas seorang kandidat. Dalam kasus, serangan tersebut justru berkontribusi pada peningkatan popularitasnya di kalangan masyarakat.