Pantaunews.co.id – Survei regional terbaru mengungkapkan bahwa generasi muda Indonesia memiliki tingkat pesimisme tertinggi terhadap kondisi politik dan ekonomi dibandingkan dengan lima negara ASEAN lainnya. Temuan ini memunculkan berbagai kekhawatiran tentang stabilitas politik, prospek ekonomi, dan kepercayaan terhadap pemerintah di kalangan anak muda Indonesia.
Temuan Utama Survei
Survei yang dilakukan oleh lembaga riset independen ini melibatkan responden berusia 18-30 tahun dari enam negara ASEAN: Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Singapura. Berikut adalah hasil perbandingannya:
- Indonesia: 62% anak muda merasa pesimistis terhadap arah politik negara, dan 58% meragukan prospek ekonomi dalam lima tahun ke depan.
- Thailand: 55% responden khawatir terhadap ketidakstabilan politik akibat pergantian pemerintahan yang sering terjadi.
- Filipina: 50% anak muda menyatakan keprihatinan terhadap korupsi dan ketimpangan sosial.
- Malaysia: Tingkat pesimisme lebih rendah, dengan 42% responden merasa khawatir terhadap masa depan politik.
- Vietnam: Hanya 25% responden yang merasa pesimistis, berkat pertumbuhan ekonomi yang kuat dan stabil.
- Singapura: Tingkat optimisme tinggi, dengan hanya 20% yang memiliki kekhawatiran terhadap stabilitas politik atau ekonomi.
Penyebab Pesimisme Anak Muda Indonesia
Pesimisme anak muda Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut:
- Kasus Korupsi yang Berulang: Maraknya kasus korupsi di berbagai lembaga pemerintah telah mengurangi kepercayaan publik.
- Tingkat Pengangguran Tinggi: Banyak lulusan muda menghadapi kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan mereka.
- Polarisasi Politik: Perpecahan ideologi dan retorika politik yang tajam menciptakan ketidakpastian.
- Krisis Global: Pandemi COVID-19 dan ketidakpastian ekonomi dunia memperburuk situasi lokal.
Optimisme di Vietnam dan Singapura
Sebaliknya, Vietnam dan Singapura menunjukkan tingkat optimisme yang jauh lebih tinggi. Vietnam terus menikmati pertumbuhan ekonomi yang konsisten, sedangkan Singapura memiliki sistem pemerintahan yang stabil dan ekonomi yang mapan. Kedua negara ini memberikan rasa aman dan peluang besar bagi anak muda mereka.
Tanggapan Pemerintah dan Pakar
Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia menyatakan bahwa pemerintah sedang memperkuat program-program untuk meningkatkan keterampilan generasi muda dan menciptakan lebih banyak peluang kerja. “Kami mendengar aspirasi anak muda dan akan terus memberikan solusi nyata,” ujarnya.
Sosiolog Universitas Indonesia, Dr. Widi Pratama, menilai bahwa pesimisme ini mencerminkan kesadaran kritis generasi muda terhadap isu sosial dan politik. “Kesadaran ini adalah peluang bagi pemerintah untuk melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan yang lebih inklusif,” katanya.
Solusi untuk Mengatasi Pesimisme
Para ahli merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk meningkatkan optimisme generasi muda:
- Reformasi Politik dan Transparansi: Mengatasi korupsi dan meningkatkan akuntabilitas pemerintah.
- Meningkatkan Kesempatan Kerja: Memberikan insentif bagi startup dan investasi pada sektor teknologi.
- Edukasi dan Partisipasi Politik: Melibatkan anak muda dalam demokrasi untuk menciptakan rasa kepemilikan.
- Mendukung Kreativitas dan Inovasi: Mendorong wirausaha muda melalui program pelatihan dan pendanaan.
Masa Depan ASEAN dan Peran Anak Muda Indonesia
Sebagai negara dengan populasi terbesar di ASEAN, Indonesia memiliki potensi besar untuk memimpin kawasan ini. Namun, tingkat pesimisme generasi muda dapat menjadi tantangan besar jika tidak segera diatasi. Dengan kebijakan yang tepat, dukungan terhadap pendidikan, dan upaya pemberdayaan, generasi muda Indonesia dapat menjadi motor penggerak perubahan positif bagi bangsa dan kawasan.