Pantaunews.co.id – Bencana banjir bandang melanda Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu, 2 Februari 2025. Banjir yang menerjang wilayah Kecamatan Wera dan Ambalawi ini menyebabkan dua orang meninggal dunia, sementara enam orang lainnya masih dalam pencarian. Desa-desa terdampak parah termasuk Nanga Wera, Wora, dan Nunggi.
Penyebab dan Dampak Banjir Bandang
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, banjir disebabkan oleh meluapnya air dari pegunungan yang membawa material kayu dan batu. Derasnya arus air menyebabkan kerusakan parah di pemukiman warga, dengan ketinggian air mencapai satu meter.
Sejumlah infrastruktur yang terdampak meliputi:
- 12 unit rumah rusak, terdiri dari 7 rumah panggung hanyut dan 5 rumah rusak ringan.
- Tiga jembatan terputus, yaitu Jembatan Kolo, Jembatan Sapui, dan Jembatan Ujung Kalate yang menghubungkan Kota Bima dengan Ambalawi.
- Sekolah dan fasilitas umum terdampak, masih dalam proses pendataan.
Upaya Evakuasi dan Pencarian Korban
BPBD NTB bersama tim gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, dan relawan sedang melakukan pencarian terhadap enam korban hilang. Enam orang tersebut berasal dari Desa Nanga Wera dan Desa Wora. Upaya pencarian terkendala oleh kondisi medan yang sulit serta curah hujan yang masih tinggi.

Selain itu, lebih dari 200 warga terdampak telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Sebagian besar dari mereka masih membutuhkan bantuan makanan, air bersih, dan tempat tinggal sementara.
Bantuan Mendesak untuk Korban Banjir
BPBD NTB menyatakan kebutuhan mendesak bagi warga terdampak meliputi:
- Makanan siap saji dan air bersih.
- Beras dan kebutuhan pokok lainnya.
- Terpal dan perlengkapan darurat untuk tempat tinggal sementara.
- Bantuan logistik untuk perbaikan rumah.
Masyarakat sekitar diimbau untuk tetap waspada mengingat wilayah NTB masih berada dalam puncak musim hujan. Potensi hujan deras dalam beberapa hari ke depan dapat memperburuk kondisi dan meningkatkan risiko bencana susulan.
Kesimpulan
Banjir bandang di Bima menjadi pengingat betapa pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Pemerintah daerah dan relawan terus berupaya mengevakuasi korban serta menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang terdampak. Masyarakat diharapkan tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang untuk menghindari potensi bahaya yang lebih besar.