Pantaunews.co.id – Masyarakat kembali di buat resah oleh dugaan pengoplosan Pertalite menjadi Pertamax di beberapa SPBU. Kasus ini mencuat setelah sejumlah pengendara mengeluhkan performa kendaraan yang menurun meski menggunakan bahan bakar dengan oktan lebih tinggi.
Keluhan ini muncul di media sosial dan menarik perhatian pihak berwenang. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) bersama Pertamina langsung melakukan investigasi ke sejumlah SPBU yang di curigai terlibat.
“Kami tidak akan mentoleransi praktik ilegal ini. Jika ada SPBU yang terbukti melakukan pengoplosan, kami akan memberikan sanksi tegas, termasuk pemutusan kerja sama,” ujarnya.
Pertamina juga meminta masyarakat untuk tetap waspada dan melaporkan kecurangan ke hotline 135.

“Kami menemukan indikasi bahwa Pertalite sengaja di campur dengan zat tertentu agar menyerupai Pertamax. Oknum yang melakukan ini bertujuan meraup keuntungan dengan menjual BBM oplosan dengan harga lebih mahal,” ungkapnya dalam konferensi pers.
Kasus dugaan pengoplosan Pertalite menjadi Pertamax menunjukkan masih adanya oknum yang mencoba mencari keuntungan dengan cara ilegal. Pihak kepolisian telah menangkap beberapa tersangka, sementara Pertamina menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dan akan menindak tegas SPBU yang terbukti bersalah.
Pemerintah, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, berjanji untuk meningkatkan pengawasan terhadap distribusi BBM agar kejadian serupa tidak terulang.