Pantaunews.co.id – Jakarta kembali di terjang banjir besar pada awal Maret 2025 setelah hujan deras yang mengguyur ibu kota pada Senin, 3 Maret. Akibatnya, sejumlah wilayah terendam air dengan ketinggian mencapai 3 meter, memaksa ribuan warga mengungsi dan mengganggu aktivitas ekonomi serta transportasi di berbagai daerah.
Curah hujan yang ekstrem membuat sungai-sungai di Jakarta meluap, sementara drainase yang tidak mampu menampung volume air menyebabkan genangan di sejumlah ruas jalan utama dan permukiman warga.
Gubernur Jakarta, Pramono Anung, segera meningkatkan status kewaspadaan kota ke level kedua. Ia juga memerintahkan pemindahan ribuan warga dari daerah yang terdampak banjir ke tempat yang lebih aman.
“Kami terus berupaya memberikan bantuan evakuasi kepada warga yang terdampak, sambil menyiapkan berbagai fasilitas darurat,“ ujar Pramono dalam konferensi pers yang digelar pada hari Selasa.
Selain Jakarta, wilayah Bekasi juga mengalami dampak parah akibat banjir. Beberapa rumah sakit terendam, memaksa pihak rumah sakit untuk mengevakuasi pasien dan menyebabkan pemadaman listrik yang meluas. Pemda setempat bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan tim SAR untuk melakukan penyelamatan.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah kota Jakarta memperpanjang operasi pompa air dan mengaktifkan strategi modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan. Langkah ini di ambil untuk mengurangi dampak lebih lanjut dari banjir yang terus meluas.
Banjir ini juga mengungkapkan tantangan besar dalam hal infrastruktur kota yang belum sepenuhnya siap menghadapi perubahan cuaca yang ekstrem. Di beberapa daerah, sistem drainase yang kurang optimal menjadi faktor penyebab terjadinya genangan air dalam waktu yang lama.
Pemerintah berkomitmen untuk memperbaiki infrastruktur dan memperkuat sistem mitigasi bencana. Selain itu, bantuan darurat juga terus didistribusikan untuk memastikan warga yang terdampak dapat mendapatkan kebutuhan dasar mereka selama masa pemulihan.
