Pantaunews.co.id, Jakarta, 21 Mei 2025 – Ribuan pengemudi ojek online (ojol) di bawah naungan Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia dan Serikat Pekerja Online Indonesia (SePOI) menggelar aksi damai serentak bertajuk “Aksi 205” di 14 kota besar, termasuk Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Medan.
Aksi ini di pusatkan di Istana Merdeka, Kementerian Perhubungan, dan Gedung DPR RI, di ikuti sekitar 25.000 hingga 500.000 pengemudi ojol dan taksi online. Selain demonstrasi, mereka mematikan aplikasi (off-bid) selama 24 jam, menyebabkan kelangkaan layanan dan kemacetan di Jakarta.
Baca Juga
Awas! Ojol Libur 20 Mei 2025, Layanan Gojek-Grab Terancam Lumpuh!
Aksi ini merupakan respons atas ketidakjelasan tarif dan potongan aplikasi yang di nilai merugikan. Pengemudi memprotes potongan 20-70%, jauh melampaui batas 20% sesuai Kepmenhub KP No. 1001 Tahun 2022.
Mereka menuntut potongan di turunkan menjadi 10%, penghapusan skema tarif rendah seperti GrabBike Hemat dan Gojek Aceng, serta transparansi tarif pengantaran makanan dan barang. Selain itu, mereka mendesak pengesahan UU perlindungan ojol dan sanksi tegas bagi aplikator pelaku pelanggaran.
Baca Juga
SAI Robot AI: Apakah Aman, Legal, atau Penipuan?
Ketua Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menyebut aksi ini sebagai puncak kekecewaan atas sikap abai pemerintah dan aplikator sejak 2022. Ketua SePOI, Mahmud Fly, menegaskan aksi berlangsung damai tanpa sweeping paksa, hanya mengandalkan solidaritas.
Di Yogyakarta, DPRD DIY berjanji meneruskan aspirasi ke pusat melalui Rapat Dengar Pendapat pada 21 Mei 2025. Meski mendapat respons, kemacetan parah terjadi di Jakarta, di kawal 2.254 personel keamanan.
Baca juga: Viral! Harga Tiket Wahoo Waterworld Jadi Sorotan, Ini Faktanya!
