Pantaunews.co.id, Jakarta, 3 Juli 2025 – Indonesia tengah berupaya melobi pemerintahan Donald Trump untuk mengurangi tarif impor 32% yang di berlakukan terhadap ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS).
Sebagai strategi, Indonesia menawarkan pembelian komoditas AS dan investasi senilai total 34 miliar dolar AS (sekitar Rp 547 triliun) untuk mengatasi defisit perdagangan AS dengan Indonesia, yang saat ini mencapai 19 miliar dolar AS.

Baca Juga
Eks Direktur Pertamina Kembali Diperiksa Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan LNG
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia akan meningkatkan impor produk AS, termasuk minyak, gas alam cair (LNG), kedelai, dan gandum, senilai sekitar 10 miliar dolar AS (Rp 161 triliun).
Selain itu, Indonesia berkomitmen untuk investasi di sektor energi dan barang modal hingga 24 miliar dolar AS. Langkah ini di harapkan dapat meyakinkan AS untuk menurunkan tarif, yang mulai berlaku pada 9 April 2025. Demi menjaga daya saing ekspor Indonesia seperti tekstil, alas kaki, dan elektronik.
Baca Juga
Mudah dan Cepat, Ini Cara Login WhatsApp Web di 2025!
“Nilai impor dan investasi yang kami tawarkan melebihi defisit perdagangan AS dengan Indonesia. Kami juga akan mempermudah izin dan insentif bagi perusahaan AS di Indonesia.” Ujar Airlangga dalam konferensi pers di Washington, seperti di lansir Pantaunews.co.id.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan pendekatan diplomasi tanpa retaliasi. “Kami ingin hubungan yang adil dan setara dengan AS,” katanya di acara panen raya di Jawa Barat.
Namun, ekonom UGM Edhie Purnawan memperingatkan bahwa tarif ini dapat menekan ekspor Indonesia, melemahkan rupiah, dan meningkatkan inflasi. Ia menyarankan di versifikasi pasar ekspor ke ASEAN, Eropa, dan BRICS untuk mengurangi ketergantungan pada AS.
Baca Juga : Gemini AI Google: Inovasi Kecerdasan Buatan yang Mengubah Permainan