PantauNews.co.id, 30 Juli 2025 – Thailand menuduh Kamboja melanggar gencatan senjata yang di sepakati pada Senin (28/7) tengah malam, memicu kekhawatiran perang di perbatasan Ta Muen Thom dan Preah Vihear akan berkobar kembali.
Juru bicara militer Thailand, Mayor Jenderal Winthai Suvaree, menyatakan pasukan Kamboja melakukan serangan bersenjata ke wilayah Thailand pada Selasa (29/7) pagi, menyebutnya sebagai “pelanggaran sengaja untuk merusak kepercayaan bersama.” Thailand membalas “secara proporsional” untuk pertahankan kedaulatan, menurut Winthai.

Baca Juga
Trump Ancam Thailand: Gencatan Senjata Kamboja atau Perdagangan Dibekukan!
Kementerian Pertahanan Kamboja membantah tuduhan, dengan juru bicara Letjen Maly Socheata menegaskan tidak ada bentrokan sejak gencatan senjata berlaku. “Pasukan Kamboja patuh pada perintah gencatan senjata,” katanya, seperti di kutip PantauNews.co.id.
Pertemuan komandan militer kedua negara pada Selasa pagi sepakat hentikan tembakan dan hentikan pergerakan pasukan, meski Thailand menahan 18 tentara Kamboja pasca-bentrokan.
Baca Juga
Perang Thailand-Kamboja Mengancam Meluas: Pelajaran dari Konflik Indonesia-Malaysia
Konflik ini, yang menewaskan 43 orang dan mengungsikan 300.000 warga, di picu ketegangan wilayah sejak Mei 2025. Gencatan senjata yang di mediasi Malaysia dan di dukung AS di bawah tekanan Presiden Donald Trump tampak goyah.
PM sementara Thailand Phumtham Wechayachai menyebut insiden hanya ulah “tentara tak disiplin” dan situasi kini “tenang.” Netizen ramai via tagar ThailandCambodia, dengan sebagian khawatir gencatan senjata rapuh. Dengan demikian, pertemuan lanjutan pada 4 Agustus di Kamboja jadi harapan untuk jaga perdamaian.
Baca Juga : Ms Brew Viral: Kolab Gaming Cici Bikin Heboh Asia Tenggara!