Pantaunews.co.id, Jakarta, 7 Oktober 2025 – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi melanda SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo sejak akhir Agustus 2025. Oleh karena itu, konsumen antre panjang di SPBU Pertamina karena stok swasta habis.
Selain itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia tambah kuota impor swasta 10% jadi 110% dari 2024. Akibatnya, distribusi base fuel terganggu karena penolakan etanol 3,5%. Dengan demikian, simak kronologi kelangkaan BBM SPBU swasta 2025 dan solusinya.

Baca Juga
Apa Itu Manhwa? Mengupas Komik Korea yang Sedang Naik Daun di 2025!
SPBU swasta tolak base fuel Pertamina karena kandungan etanol 3,5%. Pertama, Vivo batal beli 40.000 dari 100.000 barel impor. Kemudian, Shell dan BP ikut ragu, bikin stok habis per 25 Agustus 2025. Oleh sebab itu, kuota impor 1 juta KL 2024 naik jadi 1,1 juta KL, tapi swasta impor sendiri.
Selanjutnya, peralihan BBM subsidi ke nonsubsidi tekan pasokan. Tambahan lagi, izin impor 6 bulan sekali tingkatkan biaya logistik.
Bahlil sarankan kolaborasi B to B dengan Pertamina. Misalnya, swasta beli BBM via kilang untuk isi stok. Dengan begitu, distribusi lancar tanpa ganggu masyarakat.
Baca Juga
Google Doodle Imlek 2025: Game Ular Bertema Tahun Ular yang Seru!
Selain itu, rapat ESDM 19 September 2025 sepakati joint surveyor untuk cek kualitas. Akibatnya, swasta seperti Vivo setuju beli, Shell dan BP negosiasi. Tambahan lagi, stok nasional aman 18-21 hari.
Konsumen alami antre panjang di SPBU Pertamina. Pertama, harga nonsubsidi seperti Shell V-Power RON 98 tak tersedia. Kemudian, beralih ke Pertalite RON 90 picu antrean. Oleh sebab itu, daya beli terganggu. Selanjutnya, Bahlil tegas: kuota cukup, tapi swasta harus beli dari Pertamina. Tambahan lagi, masyarakat imbau hemat BBM sementara.
Baca Juga: Prabowo dan Raja Belanda Sepakati Pengembalian Benda Bersejarah Indonesia!