Pantaunews.co.id, 26 Mei 2025 – Fabio Quartararo, bintang Monster Energy Yamaha, mengalami kekecewaan besar di MotoGP Inggris 2025. Start dari pole, ia mendominasi 11 lap dengan keunggulan 5 detik atas Marco Bezzecchi.
Namun, mimpi podium sirna akibat malfungsi ride height device (RHD), teknologi yang di pelopori Ducati. Apa sebenarnya alat ini dan mengapa begitu krusial?

Baca Juga
Sprint Race MotoGP Inggris 2025: Saatnya Marc Marquez Beraksi!
Ride height device adalah perangkat pengatur ketinggian suspensi belakang motor, meningkatkan traksi dan stabilitas saat akselerasi keluar tikungan. Inovasi Ducati sejak 2018 ini kini di adopsi tim seperti Yamaha untuk mengejar kecepatan.
Namun, pada lap ke-12 dari 19 lap, RHD di motor YZR-M1 Quartararo terkunci di posisi rendah, menyebabkan motor sulit di kendalikan. Quartararo terpaksa menepi, tampak frustrasi hingga menangis. “Saya belum pernah sekompetitif ini, tapi alat ini gagal,” keluhnya.
Baca Juga
Klasemen Akhir Liga 1 2024/2025: Persib Bandung Jawara Back-to-Back!
RHD berfungsi mengoptimalkan aerodinamika dan cengkeraman ban, terutama di lintasan lurus, memberikan keunggulan signifikan. Namun, kegagalan mekanis seperti ini bukan hal baru bagi Quartararo, yang pernah mengalami masalah serupa di Jerez 2019. Meski RHD depan di larang pada 2023 karena risiko dan biaya, RHD belakang tetap jadi kunci strategi balapan.
Penggemar memuji performa Quartararo sebelum insiden, menyebutnya “raja Silverstone yang di rampok kemenangan.” Manajer tim Yamaha, Thomas Maubant, tetap optimistis: “Kami buktikan bisa bersaing dengan yang terbaik.” Insiden ini menyoroti tantangan Yamaha melawan dominasi teknologi Ducati, terutama soal keandalan.
Kegagalan RHD jadi pengingat bahwa teknologi canggih membutuhkan presisi tinggi. Quartararo kini mengalihkan fokus ke balapan berikutnya, berharap Yamaha menyempurnakan perangkat ini agar podium tak lagi hanya mimpi.