Pantaunews.co.id, 24 Juni 2025 – Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengejutkan dunia dengan mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Iran.
Pernyataan itu disampaikan melalui platform sosial medianya, Truth Social, pada Selasa pagi waktu AS. Trump menyebut kedua negara telah menyepakati “gencatan senjata total dan permanen” setelah 12 hari ketegangan militer.

Baca Juga
Viral! Rocky Gerung Kembali Serang Pemimpin, Gunakan Kata-kata Pedas
Namun, pengumuman tersebut segera memicu reaksi beragam. Iran secara resmi membantah bahwa mereka telah menandatangani kesepakatan, menyatakan bahwa gencatan senjata tidak akan berlaku selama Israel masih melakukan serangan udara ke wilayah strategis Iran.
Meskipun belum ada pengakuan resmi dari Iran, pasar global langsung merespons pengumuman Trump. Harga minyak dunia turun tajam. Minyak Brent dan WTI masing-masing anjlok 3–5 persen ke level US$67 dan US$64 per barel, level terendah dalam dua minggu terakhir.
Baca Juga
Nadiem Makarim Diperiksa 12 Jam Terkait Kasus Laptop, Janji Kooperatif
Investor menilai bahwa potensi gangguan pasokan dari Timur Tengah telah mereda, terutama di kawasan Selat Hormuz yang krusial bagi distribusi minyak global.
Di sisi lain, Rusia turut terdampak oleh penurunan harga minyak ini. Negara yang sangat bergantung pada ekspor minyak tersebut menghadapi tekanan fiskal di tengah sanksi internasional yang masih berlaku.
Gencatan senjata yang di umumkan Trump juga di sebut melibatkan peran diplomatik dari Qatar sebagai mediator utama. Namun, sejumlah analis menilai bahwa pengumuman ini masih prematur dan belum tentu mencerminkan situasi nyata di lapangan. Serangan rudal sporadis masih di laporkan terjadi dari wilayah Iran ke perbatasan Israel.
Ketidakpastian ini membuat komunitas internasional menunggu klarifikasi resmi dari pemerintah masing-masing negara, khususnya terkait bagaimana implementasi gencatan akan dilakukan.
Baca Juga: Hasil Kualifikasi MotoGP Italia 2025: Marc Marquez Sabet Pole ke-100 di Mugello!