Pantaunews.co.id, JAKARTA, 2 Juli 2025 – Tren menyuarakan kritik melalui konten berbasis kecerdasan buatan (AI) generatif sedang meledak di kalangan anak muda Indonesia.
Dari meme satir hingga video animasi pendek, platform seperti TikTok, Instagram, dan X di banjiri konten kreatif yang menyoroti isu sosial, politik, hingga lingkungan, menggunakan teknologi AI seperti MidJourney, DALL-E, dan Runway.

Baca Juga
Janitor AI Bikin Heboh: Chatbot Cerdas atau Kontroversi Baru?
Fenomena ini menjadi cara baru menyampaikan kritik dengan gaya yang jenaka namun mengena.
Menurut pakar media digital dari Universitas Indonesia, Dr. Inaya Rakhmani, konten AI generatif memungkinkan pengguna mengekspresikan pandangan tanpa perlu keahlian desain tingkat tinggi.
“AI membuat siapa saja bisa bikin video atau gambar kritik dalam hitungan menit, ini demokratisasi ekspresi,” ujarnya, Rabu (2/7). Contohnya, video AI yang menggambarkan karikatur pejabat korup atau dampak polusi di Jakarta viral.
Baca Juga
Gemini AI Google: Inovasi Kecerdasan Buatan yang Mengubah Permainan
Namun, tren ini menuai pro-kontra. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengingatkan potensi penyebaran hoaks atau fitnah melalui konten AI. “Kami sedang kaji regulasi untuk konten generatif agar tidak melanggar UU ITE,” ujar Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani. Sementara itu, kreator konten seperti Rudi (24) membela tren ini: “Kritik lewat AI lebih menarik, orang jadi peduli sama isu serius.”
Platform seperti Janitor AI juga di gunakan untuk membuat karakter virtual yang menyampaikan kritik sosial, menambah warna tren ini. Meski begitu, beberapa netizen khawatir konten AI sulit di verifikasi kebenarannya. Dengan semakin mudahnya akses alat AI generatif, tren ini di prediksi terus berkembang, mengubah cara masyarakat menyuarakan aspirasi di era digital.
Baca Juga : Janitor AI: Chatbot Kreatif Bikin Ngobrol Seru di 2025!