Pantaunews.co.id, Jakarta, 12 Juli 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat industri obat berbahan alam (OBA) melalui fasilitasi teknologi dan standardisasi untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian nasional.
Melalui Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kimia, Farmasi, dan Kemasan (BBSPJIKFK), Kemenperin mengoperasikan House of Wellness, fasilitas produksi OBA yang mendukung proses dari hulu ke hilir.

Baca Juga
Harga Samsung Galaxy Watch8 & Classic di Indonesia Mulai Rp5 Jutaan
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, menyatakan bahwa industri OBA mengalami ekspansi tinggi. Dengan nilai ekspor Januari–September 2024 mencapai USD639,42 juta dan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) sebesar 52,48 poin.
“Fasilitas House of Wellness menjadi fondasi penting untuk mendukung produksi fitofarmaka dan obat herbal terstandar. Sekaligus mendorong industri kecil naik kelas.” Ujarnya dalam Business Gathering BBSPJIKFK 2024 di Jakarta.
Fasilitas House of Wellness, yang diresmikan Februari 2024, di lengkapi teknologi modern untuk pengolahan simplisia, ekstraksi, formulasi, dan pengemasan.
Baca Juga
Karyawan Kena PHK Tetap Bisa Dapat BSU 2025, Ini Syaratnya!
Kemenperin juga menjalin kerja sama operasional dengan PT Wiralab Analitika Solusindo untuk memaksimalkan pengolahan ekstrak dan membuka peluang kolaborasi dengan pihak lain. Selain itu, BBSPJIKFK bergabung dalam Jejaring Laboratorium Pengujian Obat Bahan Alam (JLPOBA) bersama BPOM. IPB, dan UGM untuk memastikan kualitas produk.
Telah menghasilkan 19.000 produk jamu, 99 obat herbal terstandar, dan 33 fitofarmaka hingga 2024. Dengan pasar global OBA di prediksi mencapai USD5 triliun pada 205. Kemenperin optimistis Indonesia dapat memanfaatkan biodiversitas 2.848 tanaman obat untuk bersaing di pasar internasional.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, “House of Wellness mendukung kemandirian obat nasional dengan menyediakan produk yang mudah di akses, terjangkau, dan berkelanjutan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor.”
Baca Juga : Longsor Terjang 35 Desa di Bogor, Tiga Tewas dan Satu Masih Hilang