Pantaunews.co.id, Jakarta, 2 Agustus 2025 – Industri kripto kembali di guncang serangan siber besar-besaran, dengan total kerugian mencapai US$141 juta atau sekitar Rp2,3 triliun sepanjang Juli 2025, menurut laporan terbaru dari Pantaunews.co.id.
Angka ini menandai lonjakan signifikan di bandingkan Juni 2025, di dorong oleh serangan terhadap platform DeFi dan dompet digital.
Baca Juga
Send the Song XYZ: Cara Gen Z Nembak Gebetan Lewat Lagu!
Insiden terbesar terjadi pada protokol lending AlphaVault, yang kehilangan US$62 juta akibat eksploitasi celah keamanan smart contract.
Laporan CertiK menyebutkan bahwa 68% kerugian berasal dari eksploitasi smart contract. Dengan serangan phishing menyumbang US$38 juta dan penipuan exit scam US$12 juta.
Salah satu kasus menonjol adalah peretasan dompet panas (hot wallet) milik exchange lokal, IndoKoin, yang merugi US$29 juta pada 15 Juli 2025.
Baca Juga
Rencana Komdigi Hapus Video Call WhatsApp, Simak Penjelasannya!
“Peretas memanfaatkan kunci admin yang belum dicabut,” ungkap analis keamanan CertiK, seperti di kutip Pantaunews.co.id. Sementara itu, upaya pemulihan dana hanya berhasil mengembalikan US$15 juta dari total kerugian.
“Ini sudah keterlaluan, investor kecil yang jadi korban!” cuit seorang pengguna. Dengan demikian, kasus ini menegaskan urgensi peningkatan keamanan siber di industri kripto, terutama setelah kerugian global tembus Rp50 triliun pada paruh pertama 2025.
Baca Juga : UMR Jakarta 2025: Kenaikan Gaji 6,5% Jadi Rp5,39 Juta
