Pantaunews.co.id, Jakarta, 10 Agustus 2025 – Perkembangan kecerdasan buatan (AI) semakin mencengangkan, namun sisi gelapnya kini jadi sorotan. Munculnya “Dark AI”, istilah untuk AI yang di salahgunakan untuk kejahatan siber, mulai mengkhawatirkan pakar teknologi global. Dari penipuan deepfake hingga serangan malware otonom, Dark AI menjadi ancaman baru di era digital.
Menurut laporan dari Kaspersky, kasus penipuan berbasis AI melonjak 30% sepanjang 2024, dengan deepfake di gunakan untuk memalsukan identitas pejabat tinggi, termasuk di Indonesia.

Baca Juga
Doktif Ngaku Minta Rp 20 Miliar, Reza Gladys Setuju: Kronologi Sidang Nikita
“Dark AI bisa meniru suara dan wajah seseorang dalam hitungan detik, menipu korban hingga miliaran rupiah,” ujar pakar keamanan siber, Dr. Andi Wijaya, di Jakarta, Minggu (10/8/2025). Menyebutkan kasus penipuan deepfake di Jakarta, di mana pelaku meraup Rp500 juta dengan memalsukan CEO perusahaan.
Dark AI juga di manfaatkan untuk menciptakan malware yang belajar sendiri, menghindari deteksi antivirus tradisional. Laporan dari TechRadar menyoroti bagaimana AI jenis ini di gunakan untuk meretas sistem perbankan dan infrastruktur kritis. Di Indonesia, BSSN mencatat 12 serangan siber berbasis AI terhadap instansi pemerintah pada kuartal I-2025, naik dari tiga kasus di 2024.
Baca Juga
Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.300 per Dolar AS, Pasar Tunggu Sinyal The Fed
Pakar teknologi mendesak regulasi ketat untuk membatasi penyalahgunaan AI. “Kita perlu undang-undang yang tegas, seperti UU ITE yang di perbarui, untuk menangkal Dark AI,” kata Anggota Komisi I DPR, Rina Sari, Minggu (10/8/2025). Pemerintah juga mendorong perusahaan seperti Telkomsel untuk memperkuat keamanan data dengan autentikasi berlapis dan VPN, menurut saran KompasTekno.
Dengan AI yang semakin cerdas, masyarakat di imbau waspada terhadap penipuan digital. Dark AI mungkin menjadi bayang-bayang teknologi, tapi kesadaran dan regulasi bisa jadi perisai di masa depan.
Baca Juga : BCA Bisnis: Solusi Perbankan Canggih untuk UMKM Riau Ekspor Rotan ke Malaysia