Pantaunews.co.id, Jakarta, 20 Agustus 2025 – CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Perkasa Roeslani, menepis isu bahwa pihaknya akan mengakuisisi 51% saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).
Isu ini mencuat terkait dugaan kaitan dengan skandal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) 1998 dan divestasi saham BCA pada 2002. “Enggak ada,” tegas Rosan usai rapat tertutup dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/8/2025).
Baca Juga
Waspada! Hindari Link Nonton Film Gratis Ilegal di 2025
Isu akuisisi memicu penurunan saham BBCA sebesar 1,47% ke Rp8.375 pada 20 Agustus 2025. Meski saham bank besar lain seperti BRI dan Mandiri menguat, menurut Bloomberg.
Corporate Secretary BCA I Ketut Alam Wangsawijaya juga membantah narasi bahwa akuisisi 51% saham BCA oleh konsorsium FarIndo pada 2002 senilai Rp5 triliun merugikan negara Rp87,99 triliun. Menegaskan valuasi berdasarkan harga pasar saat itu, bukan total aset Rp117 triliun. BCA juga menyatakan utang obligasi pemerintah Rp60 triliun telah lunas pada 2009.
Baca Juga
Tabola Bale Bikin Indonesia Bergoyang di HUT ke-80 RI!
Ketua LPEKN, Sasmito Hadinegoro, sebelumnya menyarankan agar negara melalui Danantara mengambil alih saham BCA untuk mengisi kas hingga Rp700 triliun, meski tanpa dasar perhitungan jelas. Usulan ini di dukung PKB. Namun di kritik keras oleh Infobanknews (18/8/2025) sebagai “ide sesat” yang dapat memicu rush nasabah, merusak pasar modal, dan menghancurkan kepercayaan investor menjelang Indonesia Emas 2045.
Rosan menegaskan Danantara fokus pada investasi strategis seperti hilirisasi dan energi terbarukan, bukan akuisisi BCA. Masyarakat di imbau memverifikasi informasi resmi sebelum berinvestasi.
Baca Juga : Amankan Akunmu! Cara Agar WhatsApp Tidak Terblokir di 2025
