Pantaunews.co.id – Harga tandan buah segar (TBS) sawit di Kalimantan Timur mengalami penurunan pada periode pertama Februari 2025. Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan Kaltim, harga TBS sawit turun sebesar Rp 45,51 per kilogram, yang berdampak pada pendapatan petani dan pelaku industri kelapa sawit di wilayah tersebut.
Faktor Penurunan Harga
Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan harga TBS sawit di Kaltim antara lain:
- Fluktuasi Harga CPO Internasional – Harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) di pasar global mengalami koreksi akibat perubahan permintaan dan penyesuaian stok di negara importir utama seperti Tiongkok dan India.
- Kondisi Cuaca – Cuaca ekstrem di beberapa wilayah perkebunan menghambat produksi dan distribusi TBS, memengaruhi kualitas dan harga jualnya.
- Kebijakan Ekspor – Adanya perubahan kebijakan ekspor dari pemerintah yang mempengaruhi penyerapan produksi domestik dan stabilitas harga.
- Biaya Produksi yang Meningkat – Kenaikan harga pupuk dan biaya transportasi turut memberikan tekanan terhadap harga jual TBS sawit.
Dampak terhadap Petani dan Industri
Penurunan harga ini memberikan dampak signifikan bagi petani sawit skala kecil maupun perusahaan besar. Para petani mengkhawatirkan berkurangnya keuntungan, sementara industri pengolahan sawit juga menghadapi tantangan dalam menjaga margin keuntungan di tengah fluktuasi harga bahan baku.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Kaltim, Rahmad Prasetyo, menyatakan bahwa petani berharap ada kebijakan stabilisasi harga dari pemerintah untuk mengurangi dampak negatif dari penurunan ini.
“Kami berharap pemerintah bisa memberikan solusi, baik berupa subsidi atau kebijakan yang dapat menjaga harga tetap stabil agar petani tidak merugi,” ujarnya.
Proyeksi ke Depan
Meskipun mengalami penurunan saat ini. Harga TBS sawit diprediksi masih berpotensi naik dalam beberapa bulan ke depan, terutama jika permintaan global kembali meningkat. Para pelaku industri dan petani sawit diharapkan untuk beradaptasi dengan strategi baru. Seperti diversifikasi produk dan peningkatan efisiensi produksi guna menghadapi tantangan harga yang fluktuatif.
Pemerintah dan asosiasi terkait diharapkan dapat mengambil langkah strategis guna menjaga keseimbangan harga dan mendukung keberlanjutan industri sawit nasional. Dengan kebijakan yang tepat, sektor kelapa sawit dapat terus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah dan nasional.